Welcome to our site

welcome text --- Nam sed nisl justo. Duis ornare nulla at lectus varius sodales quis non eros. Proin sollicitudin tincidunt augue eu pharetra. Nulla nec magna mi, eget volutpat augue. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos himenaeos. Integer tincidunt iaculis risus, non placerat arcu molestie in.

Hujan november

Sabtu, 21 Februari 2015



       
       Bus terseok ke kanan saat merchedez benz merah melaju dengan kecepatan tinggi dari arah  lawan. Melesat bak anak panah yang meluncur tidak tepat sasaran. Sepersekian detik, terdengarlah bunyi benturan keras dari arah belakang.
         Bus yang terseok ke kanan itu menepikan mobilnya tepat di pinggir jalan setelah menabrak trotoar, membuat  para penumpang terguncang.
         
         Sang kondektur turun dari dalam bus menghampiri sang pengemudi merchedez merah yang tengah menabrak sebuh pohon besar di samping jalan. Sang kondektur pun ikut membantu menyelamatkan pemuda itu. Darah berceceran di dalam merchedez yang keluar dari kepala dan kening pengemudi itu_cukup deras. Rasa iba meyelimutti para penumpang. Sopir itu turun ikut  membantu orang-orang yang berusaha menyelamatkan nyawa sang pengemudi.
         Raffa sang penumpang bus turun, rasa empatinya menyelimui jiwa penolongnya. Ia melongokkan kepala melihat sang pengemudi, matanya melotot, tubuhnya terguncang_shock.  ”A-andy ?” gumam raffa setengah tak percaya. bahwa sang pengemudi itu masih sisa pertahanannnya. ia tersenyum saat melihat sosok raffa_cewe yang pernah menjadi bagian hidupnya.
       
         “D_dia temen saya pak, tolong bntu dia” sahut raffa dengan gugup ”neng sabar yah, kami juga sudah memanggil ambulance ko” ucap bapak-bapak ber jas hitam. Raffa menggenggam tangan andi erat. ”kamu harus kuat, aku mohon!” pinta raffa. Andi sudah tidak sadarkan diri.
          
         Tak lama setelah  itu, sirine ambulance mengalun memecah kesunyian malam. Sosok andy di gotong ke dalam ambulance dan segera dilarikan ke rumah sakit plumbon Cirebon. Ambulance berlalu, raffa masih bergeming menatap ambulance yang pergi menjauh, tangisnya pecah membelah keningan malam. Sebuah tangan menepuk pundaknya yang terguncang-guncang karna tangisannya.    "Ayo mbak, kita kembali ke dalam bus, malam semakin larut ajak si kondektur yang tadi menepuk pundaknya, ia menurut.
         Gadis itu duduk kembali di bangkunya di samping ibu-ibu yang tengah tertidur dengan pulas kecapean. Lalu gadis itu menyandarkan kepalanya ke kursi mobil menatap keluar jendela masih dengan sisa tangisnya.
         Hujan mulai turun menghantam alam jagad raya. Perjalanannya menuju kota bandung masih  sangat jauh. Fikirannya mulai kalut menyelimuti benaknya. ‘kenapa dengan cara begini kita diperemukan?’batinnya. Ia berusaha menghalau air matanya yang semakin merembes di pipinyayang chubi itu.
          
         Gak usah khawatir, teman lo pasti baik-baik saja, jadi lo gak usah nangis” sahut seorang lelaki dibelakang kursinya. Raffa tidak menggubrisnya_tetap bergeming.
          Pikirannya melayang pada saat-saat terindah bersama orang yang sangat ia cintai_Andi husni tamrin. Sosok yang pernah menjadi bagian hidupnya, sosok yang pernah memberinya untuk menumpahkan cerita hidupnya, pemberi semangat dan kata-kata motivasi, dan mencintainya sepenuh hati. Keduanya terpisah dengan jarak dan waktu_terputuslah kontak mereka. Sebenarnya antara meraka tidak ada yang mengatakan ‘berakhir’ dalam kisah cintanya-menggantung.
Hingga pada malam ini, mereka dipertemukan dengan cara yang amat tragis, bahkan tak ada sepatah kata pun yang meluncur dari cowo itu, hanya sebuah senyuman yang menghiasi wajahnya menahan rasa sakit. Untung saja raffa memiliki banyak kenalan para dokter dirumah sakit mitra plumbon itu. ia akan menerima banyak pilihan informasi tentang pacar lamanya.
       Kalau pengen nangis, nangis aja mbak. tapi ga usah melamun juga dong udah malam nih nanti lo kesambet jin iprit, seisi bus bakalan heboh dan histeris nanti kalau lo bener-bener kesambet disini” celoteh lelaki itu lagi yang kini tengah duduk disampingnya. Raffa menoleh kasampingnya, terkejut juga setelah melihat wujud orang yang tadi berkicau. ‘ibu-ibu tadi kapan turunnya? kok tiba-tiba ada cowo di samping gue sih?’ batinya kesal.
          
         Raffa mengedarkan pandangannya ke seisi bus_mencari ibu-ibu yang tadi duduk di sampingnya   “kenapa? lo heran ya liat gue ada disini?” sahut si lelaki. Raffa menatapnya dengan alis diangkat “ibu-ibu tadi udah turun setengah jam yang lalu, makanya jangan melamun mulu” komentarnya. Raffa membuang muka ke arah jendela di sampingnya. usia lelaki itu tidak jauh darinya, ada rasa kagum juga pada lelaki itu saat melihat senyumnya yang memikat lesung pipi yang menghiasi wajahnya.
          Raffa melirik jam di tangannya yang bertengger dengan cantik, ia menatap kembali ke jendela. Kristal bening masih setia mengguyur bumi. Tubuhnya menggigil saat angin malam membelainya, masuk ke celah ventilsi bus di tambah kecepatan AC didalam bus.    
          Malam semakin larut, lelaki itu masih di sampingnya, berkutat dengan laptop di pangkuannya. Rasa kantuk mulai menyelimuti kantung matanya. iapun terpejam_tidur.
Raffa berlari di koridor rumah sakit mitra plumbon Cirebon. nafasnya tesengal hampir habis. kakinya berhenti diruang 51. ia berdiri kaku di depan pintu ruangan itu. matanya mengawasi sosok andy dari balik kaca pintu itu. tanganya terulur memegangi gagang pintu.

'Ceklek'

Pintu terbuka, ia melangkah menghampiri sosok andy. selang infus menjalar di tangan kirinya, selang oksigen membantu pernafasannya.alat medis masih berjalan dengan normal. ia duduk di samping pembaringan andy, tangannya menggengam erat tangan kiri andy.lelalu itu masih tidak sadarkan diri,tangan kanan gadis itu mengusap pelan kepala andy yang tengah di perban dengan penuh kasih sayang.Rafa tidak menangis,tidak juga terenyum atau tertawa.pandangannya terfokus kearah andy dengan pandangan nanar.
         Lama-lama gadis itu merasakan tangan andy bergerak di genggamannya.matanya berbinar menyaksikan kesadaran andy,namun mata lelalu itu masih terpejam .hanya jari-jari nya yang begerak serta detak jantung nya kembang-kempus.
‘andy ?lo sadarkan ?lo bias dengar  gue kan ?’ Raffa mengguncang-guncang tubuh andy.’ndy,ini gue Raffa, gue disini’ tiba-tiba terdengar bunyi nyaring di samping pembaringan andy.

Tiiitttt…

Garis itu datar. 

Raffa mulai panik ,ia memanggil dokter.kepalanya pening bak puluhan batu menindihnya.
         Ia terkulai di balik pintu ruangan itu saat dokter masuk ke dalam ruangan di dampingi para suster mengecek andy.ia bereming tah satupun air matanya mengalir.

Ceklek

Pintu ruangan 51 terkuak lebar,sang dokter keluar menghampiri raffa’’maafkan kami nona”ucap dokter itu.raffa berdiri di hadapan dokter”J-jadi ?”.”nyawa mas andy tidak dapat kami tolong,walaupun kami berusaha menyelamatkan nyawa nak andy.kepalanya yang terbentur menyebabkan almarhum kehabisan darah”
 
         Raffa terperangah nyaris ambruk ”B-boleh saya masuk dok ?” dokter itu mengangguk.para suster tengah bersap siap membawa jasad andy dengan trolling.gadis itu menghampiri trolling andy.
   
         Raffa menyingkapkan kain putih yang menutupi tubuh andy.tangan raffa mengusap pelan kepala andy.gadis itu menahan tangisannya.”semoga lo tenang ya disana” ucap raffa.
   
         Para suster mendorong trolling andy. Enghilang di balik pintu.raffa ambruk kelantai,kedua tangannyya membekap wajahnya air matanya merembes mengalir dengan lembut di pipinya.”rhyme in peace,ndy” sahut raffa serak,kerongkongannya kering,ingin sekali menjerit,meneriakan nama andy saat itu.
         
Ia terlonjak saat sebuah tangan terulur menepak bahunya.ia kembali kealam nyata,membuka matanya lebar lebar,tetes air mata meuncur cantik dari pelupuk matanya.gadis itu menoleh ke orang yang sudah menepuk pundaknya ”lo kenapa ?" Tanya lelaki itu pelan.raffa masih shock. lelak itu menyodorkan sebotol air mineral kearahnya ”ini di minum dulu” kata lelaki itu mulanya raffa ragu, ada dorongan yang kuat untuk menerima tawaran lelaki itu.raffa menenggak sebotol mineral dengan pelan

“sekarang ceritankanlah,apa yang terjadi?” Tanya lelaki itu. Raffa menggeleng. Ia mengintip kembali jam tangannya. “masih jauh”. Fikirnya
“Turun dimana? Tanya lelaki itu tadi “Bandung” jawab Raffa singkat 
“kalo begitu kita sama sama satu tujuan. Lu ga usah khawatir iyah, ada gue disini “ raffa tersenyum samar “thanks iyah”
                                                                     ***
Dreet….Dreett…Dreett

Raffa terbangun dari alam mimpinya lagi saat ponselnya bergetar kepalanya terangkat dari bahu lelaki itu.Wajahnya merah_tersipu. Lelaki itu terbangun juga  “lo udah bangun?” tanya lelaki itu. Raffa menahan senyumnya. Ia mengangguk lalu  membuang muka keluar jendela.
          
Hujan semalam masih menyisakkan gerimis, embun pagi menyelimuti kota bandung. Hatinya lega saat mendapati bus yang iya naiki tengah memasuki daerah bandung. Ia membuka password ponselnya. Ada lima panggilan tidak terjawab dan dua pesan masuk ter tera dilayar ponselnya dari dokter arya. Dokter termuda yang pernah naksir padanya. Dokter itu kini tengah menjalankan kewajibannya di rumah sakit mitra plumbon.

                   hay raffa…
                   sy mnta mff ga bsa mnylamatkn nywa andy


raffa terkejut. Ia membuka pesan yang satunya. Keterkejutan masih  menyelimutiya.

                    da psn jg dr nya, jg diri km baaik-baik .. 
                    pstikan cintanya sllu mngalr dg darahmu 
                    brsama'n air hujan di bln November ini.   
                    Bgtulah psnnya  fha….

raffa membenamkan ponselnya  kedalam pelukannya . ‘’andy,,,,’’ ucapnya pelan ‘jadi, mimpi semalam itu …bener-bener nyata?’ batinnya getir.
     
bus masuk kedalam terminl bak kura-kura tersembunyi kedalam cangkangnya. Sang sopir memarkirkan busnya di terminal bandung. “kita sudah sampai, ayo gue temenin sampe jemputan lo dating” ajak lelaki itu

keduanya tengah duduk di kedai kopi, tidak jauh dari terminal itu. Sambil menunggu jemputan raffa
“gue raffa, senang bias ketemu sama lo”ucap raffa tulus sambil mengulurkan tangan kanannya. Lelaki itu tersenyum menyambutnya  “gue alvan”
“sorry, soal yang tadi di bus ya..” ucap raffa. 
Alvan bingung “yang mana ya?” 
“tingkah gue selama di bus” ucap raffa malu-malu”
“no problem, raffa” ucap alvan
    
          hujan masih mengguyur bumi dengan ganasnya. Seorang  pria berjas abu-abu bertampang keren memasuki kedai kopi seteah  meletakkan payungnya di luar kedai kopi itu. Raffa  melihat kearah pria itu :jemputan gue udah dating tuh” ujar raffa. Gadis itu bagkit “thanks ya.. see you alvan” alvan meresponnya dengan seulas  senyum yang memikat.
          pria berjas abu-abu itu merangkul mesra bahu raffa, raffa menoleh kebelkang, kearah alvan. Alvan masih menatapnya sambil tersenyum. Raffa melambaikan tangan kanannya_setelah itu keduanya menghilang dibalik pintu kedai.
  
          hujan November mengguyur tajam jagad raya terjun dengan bebas. Alvan tersenyum mengingat kejadian sepanjang perjalannannya dengan gadis itu._raffa_yang baru saja dikenalnya.
alvan masih menatap keluar jendela yang tembus pandang. Raffa  berjalan beriringan bersama noval dengan payung biru di tangan noval, masuk kedalam Bmw hitam milik noval.
“selamat tinggal November, selamat jalan andy, selamat masa depan :’) .batin raffa_tersenyum
Rhyme in Peace.
                     
                                                                              THE END

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates