Bus terseok ke kanan saat merchedez benz merah melaju dengan kecepatan tinggi dari arah lawan. Melesat bak anak panah yang meluncur tidak tepat sasaran. Sepersekian detik, terdengarlah bunyi benturan keras dari arah belakang.
Bus yang terseok ke kanan itu menepikan mobilnya
tepat di pinggir jalan setelah menabrak trotoar, membuat para penumpang terguncang.
Sang kondektur turun dari dalam bus
menghampiri sang pengemudi merchedez merah yang tengah menabrak sebuh pohon
besar di samping jalan. Sang kondektur pun ikut membantu menyelamatkan pemuda itu. Darah berceceran di dalam merchedez yang keluar dari kepala dan kening pengemudi itu_cukup deras. Rasa iba meyelimutti
para penumpang. Sopir itu turun ikut membantu orang-orang yang berusaha
menyelamatkan nyawa sang pengemudi.
Raffa
sang penumpang bus turun, rasa empatinya menyelimui jiwa penolongnya. Ia melongokkan
kepala melihat sang pengemudi, matanya melotot, tubuhnya terguncang_shock. ”A-andy ?” gumam
raffa setengah tak percaya. bahwa sang pengemudi itu masih sisa pertahanannnya. ia tersenyum saat melihat sosok
raffa_cewe yang pernah menjadi bagian hidupnya.
“D_dia temen saya pak, tolong bntu dia” sahut raffa dengan gugup ”neng sabar yah, kami juga sudah memanggil
ambulance ko” ucap bapak-bapak ber jas hitam. Raffa
menggenggam tangan andi erat. ”kamu harus kuat, aku mohon!” pinta raffa. Andi sudah tidak sadarkan diri.
Tak lama setelah itu, sirine ambulance mengalun memecah
kesunyian malam. Sosok andy di gotong ke dalam ambulance dan segera
dilarikan ke rumah sakit plumbon Cirebon. Ambulance
berlalu, raffa masih bergeming menatap ambulance yang pergi menjauh, tangisnya pecah membelah
keningan malam. Sebuah tangan menepuk
pundaknya yang terguncang-guncang karna
tangisannya. "Ayo mbak, kita kembali ke dalam bus, malam semakin larut” ajak si kondektur yang tadi menepuk
pundaknya, ia menurut.
Gadis
itu duduk kembali di bangkunya di samping ibu-ibu yang tengah tertidur dengan pulas kecapean. Lalu gadis itu
menyandarkan kepalanya ke kursi mobil menatap keluar jendela masih dengan sisa tangisnya.
Hujan mulai turun menghantam alam jagad raya. Perjalanannya menuju kota bandung masih sangat jauh. Fikirannya mulai kalut menyelimuti benaknya. ‘kenapa
dengan cara begini kita diperemukan?’batinnya.
Ia berusaha menghalau air matanya yang semakin merembes di pipinyayang chubi itu.
“Gak
usah khawatir, teman lo pasti baik-baik saja, jadi lo gak usah nangis” sahut seorang lelaki dibelakang kursinya. Raffa
tidak menggubrisnya_tetap bergeming.
Pikirannya melayang pada saat-saat terindah bersama orang yang sangat
ia cintai_Andi husni tamrin. Sosok yang pernah menjadi bagian hidupnya, sosok
yang pernah memberinya untuk menumpahkan cerita hidupnya, pemberi semangat dan
kata-kata motivasi, dan mencintainya sepenuh hati. Keduanya terpisah dengan
jarak dan waktu_terputuslah kontak mereka. Sebenarnya antara meraka tidak ada
yang mengatakan ‘berakhir’ dalam kisah cintanya-menggantung.
Hingga pada malam ini, mereka dipertemukan dengan
cara yang amat tragis, bahkan tak ada sepatah kata pun yang meluncur dari cowo
itu, hanya sebuah senyuman yang menghiasi wajahnya menahan rasa sakit. Untung saja
raffa memiliki banyak kenalan para dokter dirumah sakit mitra plumbon itu. ia
akan menerima banyak pilihan informasi tentang pacar lamanya.
“Kalau
pengen nangis, nangis aja mbak. tapi ga usah melamun juga dong udah malam nih nanti
lo kesambet jin iprit, seisi bus bakalan heboh dan histeris nanti kalau lo
bener-bener kesambet disini” celoteh lelaki itu lagi yang kini tengah duduk
disampingnya. Raffa menoleh kasampingnya, terkejut juga setelah melihat wujud orang yang tadi berkicau. ‘ibu-ibu tadi kapan turunnya? kok tiba-tiba
ada cowo di samping gue sih?’ batinya kesal.
Raffa mengedarkan pandangannya ke seisi bus_mencari ibu-ibu yang tadi
duduk di sampingnya “kenapa? lo heran ya liat gue ada disini?” sahut si lelaki. Raffa
menatapnya dengan alis diangkat “ibu-ibu tadi udah turun setengah jam yang
lalu, makanya jangan melamun mulu”
komentarnya. Raffa membuang muka ke arah jendela di sampingnya. usia
lelaki itu tidak jauh darinya, ada rasa kagum juga pada lelaki itu saat melihat
senyumnya yang memikat lesung pipi yang menghiasi wajahnya.
Raffa melirik jam di tangannya yang bertengger dengan cantik, ia menatap
kembali ke jendela. Kristal bening masih setia mengguyur bumi. Tubuhnya
menggigil saat angin malam membelainya, masuk ke celah ventilsi bus di
tambah kecepatan AC didalam bus.
Malam semakin larut, lelaki itu masih di sampingnya, berkutat dengan
laptop di pangkuannya. Rasa kantuk mulai menyelimuti kantung matanya. iapun
terpejam_tidur.
Raffa berlari di koridor rumah sakit mitra plumbon
Cirebon. nafasnya tesengal hampir habis. kakinya berhenti diruang 51. ia berdiri
kaku di depan pintu ruangan itu. matanya mengawasi sosok andy dari balik kaca
pintu itu. tanganya terulur memegangi gagang pintu.
'Ceklek'
Pintu terbuka, ia melangkah menghampiri sosok andy. selang infus menjalar di tangan kirinya, selang oksigen membantu
pernafasannya.alat medis masih berjalan dengan normal. ia duduk di samping
pembaringan andy, tangannya menggengam erat tangan kiri andy.lelalu itu masih
tidak sadarkan diri,tangan kanan gadis itu mengusap pelan kepala andy yang
tengah di perban dengan penuh kasih sayang.Rafa tidak menangis,tidak juga
terenyum atau tertawa.pandangannya terfokus kearah andy dengan pandangan nanar.
Lama-lama gadis itu merasakan tangan andy
bergerak di genggamannya.matanya berbinar menyaksikan kesadaran andy,namun mata
lelalu itu masih terpejam .hanya jari-jari nya yang begerak serta detak jantung
nya kembang-kempus.
‘andy ?lo sadarkan ?lo bias dengar gue kan ?’ Raffa mengguncang-guncang tubuh
andy.’ndy,ini gue Raffa, gue disini’ tiba-tiba terdengar bunyi nyaring di samping
pembaringan andy.
Tiiitttt…
Garis itu datar.
Raffa mulai panik ,ia memanggil
dokter.kepalanya pening bak puluhan batu menindihnya.
Ia terkulai
di balik pintu ruangan itu saat dokter masuk ke dalam ruangan di dampingi para
suster mengecek andy.ia bereming tah satupun air matanya mengalir.
Ceklek
Pintu ruangan 51 terkuak lebar,sang dokter keluar
menghampiri raffa’’maafkan kami nona”ucap dokter itu.raffa berdiri di hadapan
dokter”J-jadi ?”.”nyawa mas andy tidak dapat kami tolong,walaupun kami berusaha
menyelamatkan nyawa nak andy.kepalanya yang terbentur menyebabkan almarhum
kehabisan darah”
Raffa terperangah nyaris
ambruk ”B-boleh saya masuk dok ?” dokter itu mengangguk.para suster tengah bersap
siap membawa jasad andy dengan trolling.gadis itu menghampiri trolling andy.
Raffa
menyingkapkan kain putih yang menutupi tubuh andy.tangan raffa mengusap pelan
kepala andy.gadis itu menahan tangisannya.”semoga lo tenang ya disana” ucap raffa.
Para suster
mendorong trolling andy. Enghilang di balik pintu.raffa ambruk kelantai,kedua
tangannyya membekap wajahnya air matanya merembes mengalir dengan lembut di
pipinya.”rhyme in peace,ndy” sahut raffa serak,kerongkongannya kering,ingin
sekali menjerit,meneriakan nama andy saat itu.
Ia
terlonjak saat sebuah tangan terulur menepak bahunya.ia kembali kealam
nyata,membuka matanya lebar lebar,tetes air mata meuncur cantik dari pelupuk
matanya.gadis itu menoleh ke orang yang sudah menepuk pundaknya ”lo kenapa
?" Tanya lelaki itu pelan.raffa masih shock. lelak itu menyodorkan sebotol air
mineral kearahnya ”ini di minum dulu” kata lelaki itu mulanya raffa ragu, ada
dorongan yang kuat untuk menerima tawaran lelaki itu.raffa menenggak sebotol
mineral dengan pelan
“sekarang
ceritankanlah,apa yang terjadi?” Tanya lelaki itu. Raffa
menggeleng. Ia mengintip kembali jam tangannya. “masih jauh”. Fikirnya
“Turun dimana? Tanya lelaki itu tadi “Bandung” jawab Raffa singkat
“Turun dimana? Tanya lelaki itu tadi “Bandung” jawab Raffa singkat
“kalo begitu
kita sama sama satu tujuan. Lu ga usah khawatir iyah, ada gue disini “ raffa
tersenyum samar “thanks iyah”
***
***
Dreet….Dreett…Dreett
Raffa terbangun dari alam mimpinya lagi saat
ponselnya bergetar kepalanya terangkat dari bahu lelaki itu.Wajahnya merah_tersipu. Lelaki itu terbangun juga “lo
udah bangun?” tanya lelaki itu. Raffa menahan senyumnya. Ia mengangguk
lalu membuang muka keluar jendela.
Hujan
semalam masih menyisakkan gerimis, embun pagi menyelimuti kota bandung. Hatinya
lega saat mendapati bus yang iya naiki tengah memasuki daerah bandung. Ia
membuka password ponselnya. Ada lima panggilan tidak terjawab dan dua pesan
masuk ter tera dilayar ponselnya dari dokter arya. Dokter termuda yang pernah
naksir padanya. Dokter itu kini tengah menjalankan kewajibannya di rumah sakit
mitra plumbon.
hay raffa…
sy mnta mff ga bsa mnylamatkn nywa andy
raffa terkejut. Ia membuka pesan yang satunya. Keterkejutan masih menyelimutiya.
da psn jg dr nya, jg diri km baaik-baik ..
hay raffa…
sy mnta mff ga bsa mnylamatkn nywa andy
raffa terkejut. Ia membuka pesan yang satunya. Keterkejutan masih menyelimutiya.
da psn jg dr nya, jg diri km baaik-baik ..
pstikan cintanya sllu mngalr dg darahmu
brsama'n air hujan di bln November
ini.
Bgtulah psnnya fha….
raffa membenamkan ponselnya kedalam pelukannya . ‘’andy,,,,’’ ucapnya pelan ‘jadi, mimpi semalam itu …bener-bener nyata?’ batinnya getir.
raffa membenamkan ponselnya kedalam pelukannya . ‘’andy,,,,’’ ucapnya pelan ‘jadi, mimpi semalam itu …bener-bener nyata?’ batinnya getir.
bus masuk kedalam terminl bak
kura-kura tersembunyi kedalam cangkangnya. Sang sopir memarkirkan busnya di
terminal bandung. “kita sudah sampai, ayo gue temenin sampe jemputan lo dating”
ajak lelaki itu
keduanya tengah duduk di kedai kopi, tidak jauh dari terminal itu. Sambil menunggu jemputan raffa
“gue raffa, senang bias ketemu sama lo”ucap raffa tulus sambil mengulurkan tangan kanannya. Lelaki itu tersenyum menyambutnya “gue alvan”
“sorry, soal yang tadi di bus ya..” ucap raffa.
keduanya tengah duduk di kedai kopi, tidak jauh dari terminal itu. Sambil menunggu jemputan raffa
“gue raffa, senang bias ketemu sama lo”ucap raffa tulus sambil mengulurkan tangan kanannya. Lelaki itu tersenyum menyambutnya “gue alvan”
“sorry, soal yang tadi di bus ya..” ucap raffa.
Alvan bingung “yang mana
ya?”
“tingkah gue selama di bus” ucap raffa malu-malu”
“no problem, raffa” ucap alvan
“tingkah gue selama di bus” ucap raffa malu-malu”
“no problem, raffa” ucap alvan
hujan masih mengguyur bumi dengan
ganasnya. Seorang pria berjas abu-abu
bertampang keren memasuki kedai kopi seteah
meletakkan payungnya di luar kedai kopi itu. Raffa melihat kearah pria itu :jemputan gue udah
dating tuh” ujar raffa. Gadis itu bagkit “thanks ya.. see you alvan” alvan
meresponnya dengan seulas senyum yang
memikat.
pria berjas abu-abu itu merangkul mesra bahu raffa, raffa menoleh kebelkang, kearah alvan. Alvan masih menatapnya sambil tersenyum. Raffa melambaikan tangan kanannya_setelah itu keduanya menghilang dibalik pintu kedai.
pria berjas abu-abu itu merangkul mesra bahu raffa, raffa menoleh kebelkang, kearah alvan. Alvan masih menatapnya sambil tersenyum. Raffa melambaikan tangan kanannya_setelah itu keduanya menghilang dibalik pintu kedai.
hujan November mengguyur tajam jagad
raya terjun dengan bebas. Alvan tersenyum mengingat kejadian sepanjang
perjalannannya dengan gadis itu._raffa_yang baru saja dikenalnya.
alvan masih menatap keluar jendela yang tembus pandang. Raffa berjalan beriringan bersama noval dengan payung biru di tangan noval, masuk kedalam Bmw hitam milik noval.
“selamat tinggal November, selamat jalan andy, selamat masa depan :’) .batin raffa_tersenyum
alvan masih menatap keluar jendela yang tembus pandang. Raffa berjalan beriringan bersama noval dengan payung biru di tangan noval, masuk kedalam Bmw hitam milik noval.
“selamat tinggal November, selamat jalan andy, selamat masa depan :’) .batin raffa_tersenyum
Rhyme in Peace.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar